Apa yang kalian pikirkan tentang Makassar? Trans Studio?
Atau mungkin Pantai Losari? Ya, semua itu ada di Kota ini dan masih banyak
lagi.
Kota ini menjadi kota kelahiranku 15 tahun yang lalu. Juga
kota dimana aku dibesarkan. Sejak dilahirkan hingga saat ini. Masa kecilku
kulalui di kota ini. banyak kenangan tersimpan dalam memori. Sekarang, aku
ingin memperkenalkan kota yang menjadi saksi sejarah dalam hidupku.
Kota Makassar adalah ibukota dari provinsi Sulawesi Selatan
yang juga menjadi kota terbesar Se-Indonesia Timur. Terbentuk pada 9 November
1607. Terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi. Memiliki penduduk terbesar
ke-6 di Indonesia—juga menjadi kota terbesar ke-2 diluar pulau jawa setelah
Medan. Awalnya kota ini bernama Ujung Pandang, tetapi diganti menjadi 'Makassar'.
Ketika di Makassar, biasanya aku menggunakan bahasa indonesia dengan logat makassar. Tapi, biasanya warga makassar mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Makassar. Terkadang juga, ada yang memakai bahasa bugis.
Tentunya, Makassar juga mempunyai kuliner yang khas. Diantaranya
ada Pallubasa, Es Pisang Ijo, Pallu butung dan masih banyak lagi. Dan yang menu
yang menjadi favoritku adalah Coto! coto—bukan soto—adalah makanan tradisional makassar yang terbuat dari jeroan sapi—tapi
aku sukanya pakai daging sapi—yang direbus lama lalu diiris-iris dan dibumbui
dengan bumbu yang diracik secara khusus. Dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan
bersama ketupat atau ‘burasa’.
 |
Coto Makassar dan Ketupat |
Banyak juga tempat-tempat yang wajib dikunjungi di kota ini.
Salah satunya adalah Pantai Losari. Terletak di Jalan penghibur. Di pantai ini
terdapat beberapa tulisan besar berwarna merah yang berdiri sepanjang pinggir pantai
ini. Tulisan-tulisan itu adalah nama-nama suku yang ada di Sulawesi selatan
(Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja). Juga terdapat tulisan ‘CITY OF
MAKASSAR’. dan yang utama adalah tulisan ‘Pantai Losari’ yang berwarna putih.
Di sepanjang Jalan Penghibur, kita bisa menikmati jajan khas makassar yang bernama ‘pisang epe’. Makan pisang epe enaknya sambil
melihat sunset di Pantai Losari. Nyaman na deh!
 |
Pisang Epe' |
Di dekat Pantai Losari juga terdapat masjid Amirul Mukminin.
Didesain oleh Dany Pomanto—walikota Makassar saat ini. Diresmikan pada tanggal 21 Desember 2012 oleh Jusuf Kalla (Wakil Presiden Indonesia). Masjid ini dapat menampung 400 jamaah. Biasanya disebut
‘Masjid Terapung’ dan juga menjadi masjid terapung pertama di Indonesia. Berdiri dengan 2 menara di kanan dan kiri masjid dan 2 kubah biru diatasnya.
Tak jauh dari Pantai Losari, kita bisa menemukan bangunan yang
terkenal karena sangat bersejarah. Bangunan itu adalah benteng Fort Rotterdam.
Terletak di Jalan Ujung Pandang—pinggir pantai sebelah barat. Berbentuk penyu jika dilihat dari atas.
 |
Benteng Fort Rotterdam tampak dari atas |
Benteng ini merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Awalnya Benteng ini bernama Benteng Ujung Pandang, tetapi diganti karena Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng ini kepada Belanda. Benteng ini juga merupakan penjara Pangeran Diponegoro. Walaupun aku tak pernah ke benteng ini (sebenarnya sering
lewatin, sih) tetapi tempat ini sudah menjadi wishlistku untuk dikunjungi.
Kayaknya gak seru deh kalo kita belum ngunjungin tempat yang
satu ini.
 |
Trans Studio |
Ya, Trans Studio Makassar! theme park indoor yang terbesar ke-2 di Indonesia setelah Trans Studio Bandung. Trans Studio dibuka sejak 20 Mei 2009. Jam bukanya adalah dari jam 10.00-22.00. Terletak di Jalan Metro Tanjung Bunga—tak jauh dari Pantai Losari. Ada 22 permainan berbeda yang disediakan oleh Trans Studio dengan tema yang berbeda-beda.
 |
salah satu permainan di Trans studio |
Mungkin hanya itu yang kukenalkan dalam tulisan tentang kota dimana
aku berasal. Tak lupa, aku juga ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun Makassar
yang ke-409! Semoga menjadi kota yang lebih baik lagi, aman, tidak rantasa (baca:
jorok) lagi, dan menjadi kota yang mendunia.